top of page

Grupo

Público·18 miembros

Laporan Pendahuluan Varikokel Pdf 21


Laporan Pendahuluan Varikokel Pdf 21




Varikokel adalah pelebaran abnormal dari pleksus pampiniformis vena yang mengalirkan darah ke setiap testis, lebih sering terjadi di sisi kiri dibandingkan sisi kanan. Varikokel dapat menyebabkan infertilitas pada laki-laki, nyeri kronik, dan atrofi testis. Penatalaksanaan varikokel tergantung pada indikasi, gejala, dan hasil pemeriksaan. Artikel ini akan membahas tentang patofisiologi, diagnosis, dan penatalaksanaan varikokel.


Patofisiologi Varikokel




Penyebab varikokel masih belum diketahui pasti, tetapi diduga berhubungan dengan peningkatan tekanan vena testis yang menyebabkan pembengkakan dan refluks darah vena secara terus-menerus atau intermiten. Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan mekanisme terjadinya varikokel, antara lain:




Laporan Pendahuluan Varikokel Pdf 21




  • Peningkatan tekanan vena renal yang disebabkan oleh kompresi antara arteri mesenterika superior dan aorta (efek nutcracker).



  • Kerusakan katup anti-refluks vena spermatika interna yang berhubungan dengan vena renal, menyebabkan aliran retrograd vena testis.



  • Angulasi pada pertemuan vena spermatika interna dan vena renalis sinistra.




Varikokel dapat mengganggu fungsi endokrin dan eksokrin testis, yang berpengaruh pada produksi sperma dan hormon testosteron. Salah satu faktor yang diduga berperan adalah peningkatan suhu skrotum akibat varikokel. Suhu skrotum yang optimal untuk produksi sperma adalah 1-2C lebih rendah dari suhu tubuh. Pleksus pampiniformis berfungsi sebagai sistem pendingin untuk menjaga suhu testis tetap rendah. Varikokel dapat mengurangi efektivitas sistem pendingin ini dan menyebabkan suhu skrotum meningkat. Suhu skrotum yang tinggi dapat mengganggu spermatogenesis dan menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas sperma.


Diagnosis Varikokel




Diagnosis varikokel dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis dilakukan untuk mengetahui gejala yang dialami oleh pasien, seperti nyeri, ketidaknyamanan, atau gangguan fertilitas. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menilai ukuran, bentuk, konsistensi, dan simetri testis, serta adanya massa atau pembengkakan pada skrotum. Pemeriksaan fisik varikokel dilakukan dengan posisi pasien berdiri dan berbaring. Varikokel biasanya teraba sebagai "sekantong cacing" pada bagian atas skrotum yang menghilang ketika pasien berbaring.


Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk konfirmasi diagnosis varikokel adalah:



  • Doppler ultrasound: merupakan pemeriksaan pencitraan non-invasif yang dapat mendeteksi adanya refluks darah vena pada pleksus pampiniformis. Doppler ultrasound juga dapat menilai ukuran testis, aliran darah arteri testis, dan adanya patologi lain seperti tumor atau hidrokel.



  • Venografi: merupakan pemeriksaan invasif yang dilakukan dengan menyuntikkan kontras ke dalam vena spermatika interna dan mengambil gambar dengan sinar-X. Venografi dapat menunjukkan lokasi, tingkat, dan derajat varikokel dengan akurat. Venografi juga dapat digunakan sebagai tindakan terapi dengan melakukan embolisasi vena yang bermasalah.



  • Analisis semen: merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai kualitas dan kuantitas sperma. Analisis semen dapat menunjukkan adanya oligospermia (jumlah sperma kurang dari 15 juta/ml), asthenospermia (motilitas sperma kurang dari 40%), atau teratospermia (morfologi sperma abnormal lebih dari 4%).



  • Pemeriksaan hormon: merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai fungsi endokrin testis. Pemeriksaan hormon dapat menunjukkan adanya penurunan kadar testosteron, peningkatan kadar FSH, atau peningkatan kadar LH.




Penatalaksanaan Varikokel




Penatalaksanaan varikokel tergantung pada indikasi, gejala, dan hasil pemeriksaan. Indikasi untuk melakukan tindakan terapi pada varikokel adalah:



  • Infertilitas dengan analisis semen abnormal.



  • Nyeri skrotum persisten atau intermiten yang mengganggu aktivitas sehari-hari.



  • Atrofi testis ipsilateral atau perbedaan ukuran testis lebih dari 20%.



  • Varikokel besar yang menimbulkan ketidaknyamanan atau gangguan kosmetik.




Penatalaksanaan medikamentosa pada varikokel bertujuan mengurangi gejala nyeri yang dapat dialami. Obat-obatan yang dapat digunakan adalah analgesik, anti-inflamasi, atau antioksidan. Penatalaksanaan medikamentosa tidak dapat memperbaiki fungsi testis atau meningkatkan fertilitas.


Pada varikokel yang memenuhi indikasi, pembedahan merupakan penatalaksanaan definitif untuk memperbaiki oklusi pada pembuluh darah vena, mempertahankan aliran darah arteri pada testis, serta mengurangi ketidaknyamanan penderita. Ada beberapa teknik pembedahan yang dapat dilakukan untuk varikokel, antara lain:



  • Ligasi vena spermatika interna: merupakan teknik pembedahan yang paling umum dilakukan. Prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil di daerah inguinal atau subinguinal dan mengidentifikasi vena spermatika interna. Vena spermatika interna kemudian diligasi dan dipotong untuk menghentikan aliran darah vena yang bermasalah.



  • Embolisasi vena spermatika interna: merupakan teknik minimal invasif yang dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam vena femoralis atau yugularis dan mengarahkannya ke vena spermatika interna. Bahan embolisasi seperti koil, balon, atau agen sklerotik kemudian disuntikkan ke dalam vena spermatika interna untuk menghambat aliran darah vena.



  • Bedah mikro: merupakan teknik pembedahan yang menggunakan mikroskop untuk membedakan antara vena, arteri, dan duktus deferens. Prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil di daerah subinguinal dan meligasi semua vena patologis yang terdeteksi dengan mikroskop. Bedah mikro memiliki tingkat keberhasilan, rekurensi, dan komplikasi yang lebih baik dibandingkan teknik lainnya.




Kesimpulan


Varikokel adalah pelebaran abnormal dari pleksus pampiniformis vena yang mengalirkan darah ke setiap testis. Varikokel dapat menyebabkan infertilitas, nyeri, dan atrofi testis. Diagnosis varikokel dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fis ik dan penatalaksanaan varikokel. Penatalaksanaan varikokel tergantung pada indikasi, gejala, dan hasil pemeriksaan. Penatalaksanaan medikamentosa bertujuan mengurangi gejala nyeri, sedangkan penatalaksanaan pembedahan bertujuan memperbaiki oklusi vena, mempertahankan aliran arteri, dan meningkatkan fungsi testis. Bedah mikro merupakan teknik pembedahan yang memiliki tingkat keberhasilan, rekurensi, dan komplikasi yang lebih baik dibandingkan teknik lainnya.


Referensi



  • [Varicocele: Pathophysiology, diagnosis and treatment]



  • [Varicocele and male infertility: current concepts and future perspectives]



  • [Varicocele: Diagnosis and Treatment]




  • Acerca de

    ¡Bienvenido al grupo! Puedes conectarte con otros miembros, ...

    Página del grupo: Groups_SingleGroup
    bottom of page